Rabu, 17 Desember 2014

REMAJA DAN ETIKA PERGAULAN DALAM ISLAM




S. Bekti Istiyanto, S.Sos

Pendahuluan

            Berbicara tentang remaja selalu mendapat tanggapan yang beraneka ragam. Sayangnya, sekarang ini kesan yang ada dalam benak masyarakat justru cenderung kebanyakan negatif. Dimulai dari perkelahian antar pelajar, pornografi, kebut-kebutan, tindakan kriminal seperti pencurian dan perampasan barang orang lain, pengedaran dan pesta obat-obat terlarang, bahkan yang sekarang lagi heboh adalah dampak pergaulan bebas yang semakin mengkhawatirkan.
            Kemorosotan moral para remaja ini tergambar dari beberapa data seperti laporan Klinik Catur Warga Denpasar pada tahun 1996 menyebutkan 3000 pasangan KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan/Unwanted Pregnancy) yang berkunjung ke klinik tersebut ternyata 60%-70% adalah pasangan remaja pranikah. Dalam koran Surya 3 Juli 1995, petugas memergoki remaja berseragam sekolah sedang antri di depan pintu para pelacur. Bahkan Pak AR. Fakhruddin pernah menulis bahwa 60% remaja putri di Yogyakarta yang memasuki gerbang pernikahan, ternyata sudah bukan gadis lagi (KR 20 Juni 1996). Belum lagi data terbaru tentang bayi korban pengguguran orang tuanya yang disinyalir juga kebanyakan dilakukan oleh para remaja kota-kota besar di Indonesia.
Apalagi sekarang terpaan media informasi di abad millennium ini semakin merambah dengan cepat. Di daerah yang tidak diduga sekalipun bahkan terpencil ada saja tempat untuk pemutaran film-film porno. Rental VCD bertebaran di setiap tempat, belum lagi media cetak yang demikian bebas mengumbar informasi sensual dan kemesuman. Penulis yakin akhirnya ini akan merambat pula di kota semacam Purworejo ini, apalagi secara geografis tidak terlalu jauh dengan kota seperti Yogya atau Solo.

Remaja Dan Faktor Dasar Pembentuk Kepribadian

            Menurut Hasan Basri remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab. Masa remaja ditandai dengan pengalaman-pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah terbayangkan dan dialami, dalam bidang fisik-biologis maupun psikis atau kejiwaan. Menstruasi pertama bagi kaum wanita dan keluarnya sperma dalam mimpi basah pertama kaum pria adalah merupakan tonggak pertama dalam kehidupan manusia yang menunjukkan bahwa mereka sedang dalam perjalanan usia remaja yang indah dan penuh dengan tanda tanya.
            Dalam pertumbuhan fisik-biologisnya, maka kemasakan hormon dalam tubuhnya sangat mempengaruhi kemasakan seksual dengan timbulnya dorongan-dorongan seksual yang semakin hidup dan bergelora. Minat terhadap jenis kelamin lain mulai berkembang dalam arti khusus, sedang pengenalan terhadap diri sendiri ternyata masih sangat kurang. Perkembangan kejiwaan yang tidak mendapat penjelasan sebagaimana mestinya akan selalu merupakan pertanyaan yang mengganggu dan sangat mengusik ketenangan hidup kaum remaja.
            Sementara masyarakat yang telah berkembang demikian pesat baik dalam perubahan materi maupun pergeseran nilai-nilai kehidupan pun terkena dampaknya, tidak saja kepada orang tua tapi juga kaum remaja. Jika perhatian dan waktu orang tua terhadap anak disita oleh keunggulan materi maka pemenuhan tanggung jawab terhadap anak-anaknya menjadi terbengkalai. Secara sederhana ada beberapa faktor penyebab pembentuk kepribadian remaja, yaitu :
1.         Faktor lingkungan orang-orang terdekat seperti keluarga, teman dekat, teman sekolah dan juga pendidik di sekolah.
2.         Faktor kelabilan jiwa remaja yang cenderung mengalami perubahan sehingga remaja mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan dan mengarahkan berbagai dorongan kejiwaan pada dirinya.
3.         Terakhir adalah faktor eksternal yang sekarang serba boleh/permisif, seperti berubahnya nilai-nilai dalam masyarakat, tayangan dan informasi yang tidak mendidik, gaya hidup hedonisme/materialisme.

Bagaimana Islam Mengarahkan Pergaulan Remaja

            Bila kita berbicara tentang pemuda (remaja termasuk), maka Al Qur’an telah menyebut banyak kisahnya. Ada pemuda Yusuf a.s., pemuda Al Kahfi, pemuda Sulaiman dan banyak kisah lain yang cemerlang. Atau dalam sirah maka kita bisa temukan banyak pemuda yang menjadi sahabat Rasul, seperti Mus’ab bin Umair, Usamah bin Zaid atau Hasan-Husein bin Ali dari Ahlul Bait. Di kalangan pemudi kita bisa lihat Aisyah dan Fatimah dari Keluarga Rasul atau Khaulah yang menunjukkan sisi kepahlawanannya dengan ikut berjuang di jalan Allah, dan banyak lagi lainnya. Artinya, Islam menganggap pemuda (selanjutnya pemudi masuk ke dalamnya) merupakan aset potensial yang ikut menentukan arah masa depan. Bila pemuda dalam suatu masyarakat tergolong baik, maka dapat dipastikan masyarakat tersebut baik, demikian pula sebaliknya.
            Tugas berat yang disandang pemuda dapat kita rumuskan sebagai berikut :
1.             Sebagai penyambung generasi kaum beriman (QS.52:21, 25:74)
2.             Sebagai pengganti orang-orang yang beriman yang telah terjadi degradasi iman (QS.5:54)
3.             Sebagai reformer spiritual terhadap kaum yang telah menyimpang dari agama (QS.5:104)
4.             Sebagai unsur perbaikan (QS.18:13-14)
            Hanya sayangnya, kebanyakan pemuda tidak memahami tugas berat ini karena lemahnya pemahaman terhadap Islam yang syamil dam mutakamil. Suatu hal yang ironis, dikarenakan banyak tugas berat yang tidak mereka sadari karena ketidak pahaman atas makna dasar kehidupan ini. Seperti dari mana mereka berasal, untuk apa diciptakan dan akan bagaimana mereka hidup. Jarang jawaban yang dapat kita ambil dari mereka saat ditanya siapa idolanya, yang menjawab tokoh-tokoh panutan umat. Tapi justru tokoh glamour yang cenderung hedonisme (keduniaan) seperti artis, atlit -lah yang kebanyakan mereka agung-agungkan dan dijadikan teladan hidup.
            Satu masalah yang perlu mendapat perhatian serius adalah bebasnya hubungan antar jenis diantara pemuda yang nantinya menjadi tonggak pembaharuan. Islam sangat memperhatikan masalah ini dan banyak memberikan rambu-rambu untuk bisa berhati-hati dalam melewati masa muda. Suatu masa yang akan ditanya Allah di hari kiamat diantara empat masa kehidupan di dunia ini. Kita bisa memahami hakikat pergaulan  dalam Islam dengan melihat Al Qur’an :
“Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji dan seburuk-buruknya jalan” (QS.17:32). Dan, kita bisa memahami rambu-rambu Ilahiah seperti berikut ini :
1. Rambu hati, didasarkan hadits shahih Bukhari :
Zina itu banyak cabangnya, yaitu zina hati, mata, dan telinga, dan alat kelaminlah yang akan membuktikan apakah berzina atau tidak”.
2. Rambu mata, didasarkan pada hadits shahih Bukhari “
“Apabila seseorang memalingkan pandangannya pada wanita (lawan jenis;pen) yang bukan muhrimnya karena takut kepada Allah, maka Allah akan membuat dia merasakan manisnya iman”.
Dalam An-Nur/24:30-31 ada larangan untuk mengumbar pandangan, dan hadits lewat Imam Ali : Hai Ali, hanya dijadikan halal bagimu pandangan yang pertama”(Bukhari).
3. Rambu telinga, adanya larangan untuk mendengar perkataan-perkataan yang tidak senonoh dan jorok.
4. Rambu tangan, wujudnya dengan martubasi dan bersalaman atau menyentuh lawan jenis yang bukan muhrimnya. Didasarkan pada hadits :
“Lebih baik seseorang menggenggam bara api (babi, di lain riwayat) atau ditombak dari duburnya hingga menembus kepala daripada menyentuh wanita yang bukan muhrimnya.”
Rasullullah selama hidupnya tidak pernah menyentuh wanita yang bukan muhrimnya, hanya mengucapkan salam.
5. Rambu kaki, larangan untuk melangkahkan kaki ke tempat-tempat maksiat atau tempat dimana terjadi pembauran laki-laki wanita yang tidak dikehendaki dalam Islam. Khusus wanita dilarang menghentakkan kaki dengan maksud memperlihatkan perhiasan (An-Nur/24:31).
6. Rambu suara, dasarnya surat Al-Ahzab/33:32 :
“Hai isteri-isteri Nabi, tiadalah kamu seperti salah seorang dari perempuan-perempuan itu jika kamu bertakwa, maka janganlah kamu terlalu lembut dalam berbicara sehingga tertariklah orang yang di hatinya ada penyakit (keinginan), dan ucapkanlah perkataan yang baik.
Ayat ini tentu tidak hanya ditujukan buat isteri Rasul semata. Untuk itu kita perlu berhati-hati terhadap suara yang mendayu, mendesah, merayu seperti sering dieksploitasi media massa.
7. Rambu seluruh tubuh, dasarnya An-Nur/24:1, 31, Al-Ahzab/33:59).
“Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan perempuan-perempuan mukmin, ‘Hendaklah mereka itu memakai jilbab atas dirinya.’ Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenal, maka mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampunlagi Maha Penyayang”.
Ayat di atas mewajibkan kita untuk menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, kecuali muhrimnya. Sementara untuk pria auratnya adalan antara pusar dengan lutut.
            Dalam operasional pergaulan Islam ada aturan baku yang mesti mutlak untuk ditaati a.l. :
1. Wajib atas pria dan wanita untuk menundukkan pandangannya, kecuali empat hal :
1. bertujuan meminang
2. belajar-mengajar
3. pengobatan
4. proses pengadilan (At-Tarbiyah Al-Aulad Fil Islam, Abdullah Nashih Ulwan)
2. Menutup aurat secara sempurna, tidak sekadar tutup tapi masih kelihatan lekuk tubuh dan bentuknya.
3. Larangan bepergian buat wanita tanpa muhrim sejauh perjalan sehari semalam (pendapat lain, seukuran jamak sholat).
4. Bagi yang sudah berkeluarga, seorang isteri dilarang pergi tanpa ijin suami.
5. Larangan bertabarruj bagi wanita (bersolek/berdandan untuk memperlihatkan perhiasan dan kecantikan kepada orang lain) kecuali untuk suami.
6. Larangan berkhalwat (berdua-dua antara pria dan wanita di temapat sepi)
7. Perintah untuk menjauhi tempat-tempat yang subhat, menjurus maksiat.
8. Anjuran untuk menjauhi ikhtilat antara kelompok pria dan kelompok wanita.
9. Hubungan ta’awun (tolong menolong) pria dan wanita dilakukan dalam bentuk umum, seperti mu’amalah.
10. Anjuran segera menikah, bila tidak mampu suruhan berpuasa dilaksanakan.
11. Anjuran bertawakkal, menyerahkan segala permasalahan pada Allah.
12. Islam menyuruh pria dan wanita untuk bertakwa kepada Allah sebagai kendali internal jiwa seseorang terhadap perbuatan dosa dan maksiat.

Penutup

            Kita memahami bahwa masa muda adalah masa yang sangat berat. Ditambah faktor eksternal yang demikian kuat membelokkan tujuan utama beribadah mencapai ridha Allah, maka dalam penyampaian kebenaran ini juga perlu mendapat perhatian yang seksama. Kita tidak bisa saja dengan gampang memberi peringatan tanpa memahami uslub dan wasilah dakwah dan mengerti sejauh mana pemahaman yang dipahami teman dan masyarakat kita. Terakhir dalam dakwah tentang pergaulan Islam, kita dianjurkan untuk tidak ekslusif artinya justru bergaul hanya kepada orang yang sepaham saja dan meninggalkan mereka yang awam terhadap Islam. Terpenting untuk menyerahkan diri kepada Allah segala urusan dan memperkuat ibadah-ibadah yang makin mengeratkan hubungan dengan Allah sehingga lebih bisa menjaga diri dari perbuatan  yang mendekati zina, yang diharamkan Allah.
KepadaNya lah saja kita bertawakkal.



Minimal yang mesti kita siapkan untuk berdakwah tentang etika pergaulan Islam ini adalah :
1. Menyamakan persepsi dan kepahaman, bahwa ini merupakan masalah yang besar dan cukup kompleks.
2. Memahami fiqh dakwah dan syar’i secara cukup komprehensif.
3. Memahami bahwa hidayah tidak bisa dipaksakan, tapi tetap kita mengupayakan sebab-sebab terjadinya sunnatullah (turunnya hidayah).
4. Mempelajari kaidah dakwah agar  dalam proses penyampaiannya tidak mengalami benturan yang  justru membuat kita tertolak seperti :
1. Qudwah sebelum dakwah ; peringatan harus dimulai dari diri kita dulu.
2. Menjalin keakraban sebelum pengajaran ; menumbuhkan kasih sayang, perhatian, dan kelembutan dalam kata dan perilaku (suluk).
3. Mengenalkan sebelum memberi tugas ; tingkat kepahaman masing-masing orang berbeda, perlu pemahaman yang tepat.
4. Bertahap dalam pemberian tugas.
5. Mempermudah bukan mempersulit ; dalam menyampaikan jangan beri aturan yang rumit dan terkesan menakutkan.
6. Ushul sebelum furu’ : yang utama adalah mengajarkan tauhid sebelum yang lain.
7. Memberi kabar gembira sebelum ancaman.
8. Memahamkan dengan perbuatan dan kata, bukan mendikte/instruksi.
9. Mendidik bukan menelanjangi ; bukan malah menyebarkan aib dan dosa orang lain.
10. Menjadi murid orang yang paham bukan hanya baca buku.

            Terakhir dalam dakwah tentang pergaulan Islam, kita dianjurkan untuk tidak ekslusif artinya justru bergaul hanya kepada orang yang sepaham saja dan meninggalkan mereka yang awam terhadap Islam. Terpenting untuk menyerahkan diri kepada Allah segala urusan dan memperkuat ibadah-ibadah yang makin mengeratkan hubungan dengan Allah sehingga lebih bisa menjaga diri dari perbuatan  yang mendekati zina, yang diharamkan Allah.
KepadaNya lah saja kita bertawakkal.

Sabtu, 14 April 2012

makalah independent sample t-test


a. Pengertian Hipotesis
              Hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan mengenai suatu hal, atau hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah, atau hipotesis adalah kesimpulan sementara tentang hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Hipotesis disajikan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan secara eksplisit mauppun implisit satu variabel dengan variabel lain. Hipotesis yang baik selalu memenuhi dua persyaratan, yaitu: menggambarkan hubungan antar variabel dan dapat memberikan petunjuk bagaimana pengujian terhadap hubungan tersebut.
              Di dalam pengujian terdapat 2 hipotesis yaitu:
·         Hipotesis nol (H0) digunakan sebagai dasar pengujian statistik, atau hal yang berlaku secara umum.
·         Hipotesis alternatif atau tandingan (H1) merupakan kesimpulan sementara dari hubungan antarvariabel yang sudah dipelajari dari teori2 yang berhubungan dengan masalah tersebut.

          b. Uji Hipotesis
              Uji hipotesis adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah kesimpulan pada sampel berlaku untuk populasi (dapat di generalisasi).

              Signifikansi artinya meyakinkan atau berarti dalam penelitian mengandung arti bahwa hipotesis yang telah terbukti pada sampel dapat dibeelakukan pada populasi. Jika tidak signifikan berarti kesimpulan pada sampel tidak berlaku pada populasi (tidak dapat di generalisasikan). Tingkat signifikansi 5% atau 0,05 artinya kita mengambil resiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya 5% dan benar dalam mengambil keputusan sedikitnya 95% (tingkat kepercayaan). Atau dengan kata lain kita percaya bahwa 95% dari keputusan untuk menolak hipotesa yang salah adalah benar. Ukuran 0,05 atau 0,01 adalah ukuran yang umum sering digunakan dalam penelitian.
2.2     INDEPENDENT SAMPLES T-TEST
              Prosedur ini digunakan untuk membandingkan rata-rata dari suatu variabel pada dua grup data. Untuk menggunakan perintah Independent Samples T-Test, ikuti langkah-langkah berikut:

2.2.1 Langkah-langkah pada program spss:
·         Masuk program SPSS.
·         Klik variable view pada SPSS data editor.
·         Pada kolom name pada baris pertama ketik nilai ujian, dan kolom name pada baris kedua ketik kelas.
·         Pada kolom values, untuk kolom pada baris pertama biarkan kosong (none). Untuk kolom pada baris kedua klik pada kotak kecil, pada value ketik 1, pada value label ketik  kelas  A, lalu klik add. Langkah selanjutnya pada value ketik 2, pada value label ketik kelas  B, lalu klik add. Kemudian klik OK.
 
·         Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default).
·         Buka data view pada SPSS data editor, maka didapat kolom variabel nilai ujian dan kelas.
·         Ketikkan data sesuai dengan variabelnya. Pada variabel kelas ketik dengan angka 1 dan 2 (1 menunjukkan kelas A dan 2 menunjukkan kelas B).

·         Klik AnalyzeCompare MeansIndependent Sample T Test.
 
Klik variabel nilai ujian dan masukkam ke kotak test variable, kemudian klik variabel kelas dan masukkan ke kotak grouping variable, kemudian  
 
klik define groups, pada group 1 ketik 1 dan pada group 2 ketik 2, lalu klik continue
·         Klik OK,

Sebelum dilakukan  uji T Test sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levene’s test), artinya jika varian sama maka uji T menggunakan equal variance asumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan equal variance not assumed (diasumsikan varian berbeda) Setelah itu baru menguji  Independent sample T- test.
 
2.2.3 Langkah-langkah analis pada Minitab :
è Ketik data yang akan dianalis.
è Klik Stat => Basic Statistic => 2-Sample t, sehingga akan muncul kotak dialog 2-Sample t :
 
è Pilih Samples in different columns. Masukkkan kedua variabelnya masing-masing pada kotak First dan kotak Second.
è Klik Graphs sehinnga akan muncul kotak dialog 2-sample t-Graphs. Beri tanda check pada Individual value plot untuk menampilkan grafik plot data individual.
è Kemudian klik OK.
 
è Klik Options sehingga muncul kotak dialog 2-Sample t-Option. Tetapkan rentang keyakinan pada kotak Confidanse level. Satuan confidance level adalah % dengan nilai default 95. Tetapkan nilai perbedaan antara dua populasi pada kotak Test different dan pilih not equal pada kotak alternatif. Niali default test perbedaan antara 2 populasi adalah 0. Setelah itu klik OK.





è Klik OK sehingga hasilnya akan muncul pada session dan grafis.
Statistik deskriptif data menunjukkan rata-rata dan standar deviasi kedua sampel populasi. Ilustrasi nilai rata-rata dan sebaran data dua sampel dapat Anda lihat grafik Individal Value Plot.
3.1     Kasus
Berikut tabel produksi engine pada PT. Altrak 1979 pada tahun 2009 dan 2010.
ENGINE PRODUCTION
TAHUN
2009
2010
7
7
8
7
6
7
5
4
3
9
7
3
8
8
3
11
6
8
7
5
6
5
5
3
Sumber : Engine Production 2009 & 2010, PT. Altrak 1979, Samarinda.

Apakah terdapat perbedaan rata-rata produksi engine di PT. Altrak 1979 pada tahun 2009 dan 2010?

Statistik t diatas berdistribusi Stundent dengan Harga  dengan  dari daftar distribusi Student adalah 2,09. Kriteria pengujian adalah : terima Ho jika  t hitung terletak antara -2,09 dan 2,09 dan tolak Ho jika t mempunyai harga-harga lain.
è Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata produksi engine pada tahun 2009 dan 2010 yang signifikan.
H1 : Terdapat perbedaan rata-rata produksi engine pada tahun 2009 dan 2010 yang signifikan.
è Taraf signifikan
 
è Kriteria Pengujian
       Menolak Ho, jika t mempunyai harga lain.
è  Keputusan dan Kesimpulan
Karena nilai   terletak di antara -2,09 dan 2,09 maka diputuskan untuk menerima Ho. Dengan diukur pada taraf signifikasi sebesar 5%, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata produksi engine pada tahun 2009 dan 2010 yang signifikan.

          3.2.2 SPSS




Tests of Normality

 

Kolmogorov-Smirnov(a)
Shapiro-Wilk
Statistic
Df
Sig.
Statistic
df
Sig.
DATA
,156
24
,136
,943
24
,191
a  Lilliefors Significance Correction
è Hipotesis
Ho : Data dari produksi engine pada tahun 2009 dan 2010 berdistribusi normal.
H1 : Data dari produksi engine pada tahun 2009 dan 2010 tidak berdistribusi normal.

è Taraf signifikasi
 
è Daerah Kritis
Menolak Ho, jika .
è Keputusan dan Kesimpulan
Karena nilai sig 5 maka diputuskan untuk menerima Ho. Dengan diukur pada taraf signifikasi sebesar 5%, maka dapat disimpulkan bahwa data dari produksi engine pada tahun 2009 dan 2010 berdistribusi normal.


                     Test of Homogeneity of Variance

 
 
 


Levene Statistic
df1
df2
Sig.
DATA
Based on Mean
2,419
1
22
,134
Based on Median
1,498
1
22
,234
Based on Median and with adjusted df
1,498
1
19,294
,236
Based on trimmed mean
2,592
1
22
,122

è Hipotesis
Ho : Data dari produksi engine pada tahun 2009 dan 2010 memiliki varian yang identik.
H1 : Data dari produksi engine pada tahun 2009 dan 2010 memiliki varian yang tidak identik
è Taraf signifikasi
 
è Daerah Kritis
Menolak Ho, jika .
è Keputusan dan Kesimpulan
Karena nilai sig 5 maka diputuskan untuk menerima Ho. Dengan diukur pada taraf signifikasi sebesar 5%, maka dapat disimpulkan bahwa data dari produksi engine pada tahun 2009 dan 2010 memiliki varian yang identik.
Independent Samples Test



Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means


F
Sig.
t
Df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference









Lower
Upper
DATA
Equal variances assumed
2,419
,134
-,581
22
,567
-,50
,861
-2,285
1,285

Equal variances not assumed


-,581
19,376
,568
-,50
,861
-2,300
1,300

è Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata data dari produksi engine pada tahun 2009 dan 2010.
H1 : Terdapat perbedaan rata-rata data dari produksi engine pada tahun 2009 dan 2010.
è Taraf signifikasi
 
è Daerah Kritis
Menolak Ho, jika .
è Keputusan dan Kesimpulan
Karena nilai sig 5 maka diputuskan untuk menerima Ho. Dengan diukur pada taraf signifikasi sebesar 5%, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata data dari produksi engine pada tahun 2009 dan 2010.

          3.2.3 MINITAB





Two-Sample T-Test and CI: data; tahun

Two-sample T for data

tahun   N  Mean  StDev  SE Mean
2009   12  5,92   1,68     0,48
2010   12  6,42   2,47     0,71


Difference = mu (2009) - mu (2010)
Estimate for difference:  -0,500
95% CI for difference:  (-2,302; 1,302)
T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0,58  P-Value = 0,568  DF = 19


Probability Plot of data

 
Individual Value Plot of data vs tahun

 
è Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata produksi engine pada tahun 2009 dan 2010 yang signifikan.
H1 : Terdapat perbedaan rata-rata produksi engine pada tahun 2009 dan 2010 yang signifikan.
è Taraf signifikasi
 = 5%
è Daerah kritis
Menolak Ho, apabila nilai  .
è Keputusan dan Kesimpulan
Karena nilai , maka diputuskan untuk menerima Ho. Dengan taraf signifikasi sebesar 5% maka disimpulkan bahwa  tidak terdapat perbedaan rata-rata produksi  engine apda tahun 2009 dan 2010 yang signifikan.